Berita TERBARU

Sekali lagi Terimakasih Untuk Banjarnegara

Perjalanan jelang event The PREweweh Da y cukup memukau sepanjang sejarah saya membangun sebuah pergerakan di Banjarnegara. Sejak 2009 saya...

Jumat, 30 Januari 2015

Mustahil Banjarnegara Maju

 
Gagasan Membangun Pergerakan Pemuda Banjarnegara

Tulisan sebagaimana termaktub dalam judul diatas, nampaknya perlu saya share kembali agar kita semua sebagai kaum muda di Banjarnegara dapat mengerti dan tidak salah faham mengenai maksud dan tujuan pergerakan itu sendiri.

Pertama tentang “ Why “.
Mengapa Banjarnegara membutuhkan sebuah pergerakan baru ?
  1. Sebab hingga di usianya yang ke 183 Tahun, Banjarnegara masih menjadi kota yang cukup tertinggal jika kita bandingkan dengan kota-kota lain di Jawa Tengah.
  2. Sementara kita memiliki jumlah Pemuda dan remaja lebih dari 400.000 jiwa.
  3. Kita memiliki ormas sebanyak 117 ormas yang terdata di kesbangpolinmas Kabupaten. Walau yang lumayan aktif Cuma ada sekitar 22 ormas.
  4. Kita memiliki komunitas lebih dari 60 komunitas yang ada di Banjarnegara.
  5. Kita memiliki sumber daya alam yang luar biasa baik tambang pasir, pasir putih, marmer, granit, emas, minyak dan sumber gas panas bumi. Yang belum tentu dimiliki oleh ke 34 kota lain di Jawa Tengah.
  6. Kita memiliki potensi pariwisata lebih dari 67 titik yang bisa di kembangkan untuk kemaslahatan umat dan kemajuan kota. Yang belum tentu dimiliki oleh ke 34 kota lain di Jawa Tengah. Dua diantaranya memiliki destinasi Nasional dan International, yakni Arung Jeram dan Dieng.
  7. Potensi pertanian kita banyak yang sudah menasional apalagi potensi prestasi pelajar dan pemuda-nya. Ada yang sudah tembus ke kawasan asia segala.
Segala macam potensi yang ada tersebut, mestinya mampu menjadikan kota Banjarnegara sebagai kota Baru yang lebih maju, dimanis dan berkarakter. Jika potensi – potensi tersebut dapat di olah dengan cara yang benar dan tepat.

Kedua, Permasalahnya adalah :
  1. Mengapa kita masih saja diam di tempat ?
  2. Pembangunan yang terjadi masih belum terarah dengan jelas, mau dibawa kemana Banjarnegara kedepan. Gedung Kesenian dibangun dengan anggaran yang cukup besar hingga milyaran rupiah, masih saja sepi kegiatan. Kebijakan perijinan modern oullet perlu di kaji ulang, agar ekonomi kreatif local dapat bangkit. Terlebih kebijakan perijinan tempat hiburan karaoke. Mesti ada perda yang di bikin agar dapat meminimalisir dampak negative atas makin menjamurnya tempat hiburan karaoke di Banjarnegara.
  3. Jumlah pengangguran terbuka kita masih cukup tinggi, masih di angka 38.000 jiwa.
  4. Angka kemiskinan kita juga masih tinggi, yakni masih di 12% lebih dari jumlah penduduk. Lebih tinggi dari target nasional dimana setiap daerah mestinya hanya maksimal 10% kemiskinan di daerah.
  5. Baik pemerintah melalui SKPD – SKPD, Legislatif, Ormas, Komunitas maupun lembaga dan perusahaan masih bergerak sendiri-sendiri dalam menjalankan program kemasyarakatan-nya dan ataupun program sosialnya.
Ketiga, Apa yang dibutuhkan pada saat ini ?
Para pendiri bangsa kita sudah mengajarkan banyak hal tentang bagaimana kita mesti membangun sebuah daerah, bahkan bagaimana kita mesti membangun sebuah nasionalisme kebangsaan, Bung Karno pernah berkata ;
  1. Membangun nasionalisme itu mustahil bisa di lakukan jika kita sendiri tidak membangun rasa primordialisme yang proporsional terlebih dahulu. Artinya sektor pendidikan menjadi prioritas utama pembangunan suatu daerah atupun bangsa. Banjarnegara kedepan harus memiliki arah kebijakan yang jelas tentang bentuk muatan lokal yang akan di masukan ke dalam kurikulum pendidikan, baik pendidikan dasar, SMP hingga SMU. Banjarnegara mesti segera menemukan Identitas budaya. Jika identitas Banjarnegara saja belum bisa di temukan, lalu bagaimana kita bisa membangun rasa primordialis ? bukan-kah nasionalisme itu bisa terbangun karena rasa cinta terhadap kedaerahan ? masing-masing individu manusia Indonesia faham dan mengerti budaya daerahnya sehingga kita semua makin mendalami makna Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharma Mangrwa. 
  2. Membangun Nasionalisme itu mustahil bisa di lakukan jika kita tidak membangun rasa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya pembangunan di bidang Hukum, Politik, Keamanan menjadi prioritas kedua setelah sector pendidikan. Kawan – kawan politisi yang ada di partai apapun mesti bisa melihat, apakah kebijakan yang ambil benar-benar pro rakyat atau tidak. Kawan – kawan penegak hukum juga mesti bisa menjalankan profesinya tanpa harus tebang pilih.
  3. Membangun nasionalisme mustahil bisa dilakukan tanpa kita membangun kecukupan sandang, pangan lan papan. Artinya sektor ekonomi menjadi kekuatan yang fundamental dalam membangun daerah maupun nasional. Program pengembangan ekonomi kreatif baik pada bidang pertanian, peternakan, kreatifitas maupun pariwisata mesti di dorong agar makin menggeliat. Indakop yang dalam hal ini berperan penting dalam pembangun ekonomi kreatif di Banjarnegara, mesti bisa melakukan terobosan baru. Keluar dari kebiasaan-kebiasaan lama yang ortodok. Agar gairah entrepreneurship di Banjarnegara makin menggeliat.
a)    Berapa jumlah pengusaha kelas kakap di banjarnegara ?
b)    Berapa jumlah pengusaha muda yang sudah berhasil di Banjarnegara?
c)    Berapa jumlah pengusaha muda yang perlu bimbingan dan dukungan? Jika data tersebut valid ada di indakop atau di Bapeda dan atau di SKPD – SKPD lain, maka kita jadi mengerti, strategi apa yang akan kita lakukan untuk meningkatkan pembangunan di bidang ekonomi kreatif. Bagaimana kita akan tau pembangunan  ekonomi kita akan naik jika kita tidak memiliki validitas data ?

Tersebut diatas adalah ajaran para pendiri bangsa ini kepada kita semua tentang bagaimana membangun suatu daerah ataupun bangsa.
Sedangkan kebutuhan real yang ada di Banjarnegara selain tersebut diatas adalah :
  1. Banjarnegara membutuhkan TURUN TANGAN seluruh masyarakat tak terkecuali kaum muda untuk ikut serta membangun daerah. BUKAN hanya urun angan saja. Banjarnegara bisa berubah manakala kita semua mau ikut turun tangan mengurusi kota kita tercinta, membantu menyelesaikan persoalan yang ada, membantu menyelesaikan persoalan kekinian. Banjarnegara TIDAK akan berubah jika kita hanya ikut urun angan saja.
  2. Banjarnegara membutuhkan kejasama lintas lembaga, lintas sektoral, lintas ormas, lintas komunitas dan lain – lain, untuk membangun daerah.
  3. Banjarnegara membutuhkan sinkronisasi program antar lembaga, antar ormas, antar komunitas untuk membangun daerah. Dan ini bisa terwujud manakala kita memiliki pimpinan yang memiliki visi dan misi jelas. Memiliki integritas dan karakter yang kuat, untuk mewujudkan-nya. Memiliki komitmen yang kuat untuk berbuat sesuatu demi masyarakat dan bangsa. Bukan hanya untuk diri dan golongan-nya, bukan hanya untuk diri dan para pendukungnya saja.
Seandainya kita belum memiliki pemimpin yang demikian itu, lalu apa yang akan kita lakukan? Bersatunya kaum muda sebanyak 1.25% dari jumlah 400.000 pemuda dan remaja yang ada di banjarnegara yakni sebesar 5.000 pemuda saja. Akan mampu untuk menggerakan dinamisme baru di Banjarnegara. Pertanyaan-nya adalah ; Maukah kita menjadi bagian dari 5.000 pejuang muda yang siap untuk TURUN TANGAN mengurusi Banjarnegara ?

Lalu siapa lagi yang bisa kita ajak bergabung untuk TURUN TANGAN mengurusi Banjarnegara kita ? mereka adalah kaum muda yang sudah terketuk hatinya, terbuka hidayahnya untuk Turun Tangan, mengabdi kepada Ibu Pertiwi. Membangun kota dan menyelamatkan Bangsa.

Kapan Gerakan Turun Tangan 5.000 Pemuda ini bisa kita mulai ?
Dari Sekarang BUKAN nanti. Dimulai dari diri kita sendiri yang merasa ;
1.    Pernah Terlahir di kota Banjarnegara,
2.    Pernah / sedang mengirup udara di Banjarnegara,
4.    Pernah / sedang Menginjakan kaki di Banjrnegara
5.    Pernah / sedang Hidup di Banjarnegara
Dari 1 pemuda menjadi 5 pemuda, dari 5 pemuda menadi 50 pemuda, dari 50 pemuda menjadi 500 pemuda dan dari 500 pemuda menjadi 5000 pemuda.

Wahono
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar