Berita TERBARU

Sekali lagi Terimakasih Untuk Banjarnegara

Perjalanan jelang event The PREweweh Da y cukup memukau sepanjang sejarah saya membangun sebuah pergerakan di Banjarnegara. Sejak 2009 saya...

Sabtu, 08 Juni 2019

Tentang Acara 7 hari wafatnya Alamarhummah Ibu Ani Yudhoyono


Jum'at, 7 Juni 2019, pukul 19.30 Wib, di Pendopo Dipayudha Adi Graha Banjarnegara diselenggarakan sebuah kegiatan Do'a, Yasin dan Tahlil serta Sholawatan dalam rangka 7 hari wafatnya Almarhummah Ibu Ani Yudhoyono, Istri Presiden Republik Indonesia ke-6.

Acara dimulai dengan penampilan dari Group Rebana / Hadroh Majlis Nurussathi pimpinan Muhamad Lubabul Mubahhitsin atau Gus Lubab yang mengumandangkan Sholawatan, sembari menunggu semua tamu sampai di lokasi. Tepat pukul 20.30 wib secara resmi acara dibuka dengan sambutan ketua panitia ibu Lasmi Indaryani. Beliau menjelaskan secara singkat tentang latar belakang mengapa acara ini diselenggarakan. Dalam sambutan kedua oleh Bupati Banjarnegara yang lebih akrab disapa dengan panggilan Bupati Wing Cin, Beliau berharap agar dalam doa kita nanti, pahalanya dapat di limpahkan kepada almarhummah Ibu Ani Yudhoyono. Penuh harap dan do'a, semo Alloh SWT, mengampuni segala dosanya, diterima segala amal ibadahnya, dan ditempatkan dalam syurgaNya.

Sebelum memasuki acara inti yakni Yasin dan Tahlil 7 hari wafatnya almarhummah Ibu Ani Yudhoyono, di pimpin lasung oleh ketua Majelis Zikir SBY Banjarnegara. Terlebih dahulu di bacakan sekilas daftar riwayat hidup Almarhummah. Hadir dalam acara ini antara lain : Rombongan Majelis Dzikir SBY Banjarnegara, Perwakilan Banser Banjarnegara, Sesepuh dan Pimpinan Pagar Nusa NU Banjarnegara beserta rombongan, Perwakilan Perisai Diri Pemuda Muslim Banjarnegara, Nurul Sakti, dan jamaah tahlil di seputaran kota Banjarnegara.

Selesai acara inti yasin dan Tahlil, kegiatan 7 hari wafatnya Alamarhummah Ibu Ani Yudhoyono di Pendopo Dipayudha Adi Graha Banjarnegara, di tutup dengan persembahan teaterikalisasi puisi terutuk almarhummah. Teaterikalisasi puisi yang di bawakan oleh salah satu tokoh seniman Banjarnegara yakni Drajat Aji Sesontengan, cukup membuat hati jadi maknyes, alunan musik yang menyatat yang dimaikan oleh saluh satu komunitas KGB ( Komunitas Gitaris Banjarnegara ) Mas Gundi, benar-benar membuat kata demi kata dalam puisi ini terasa syahdu. Apalagi ditambah dengan suasana remang cahaya lilin, menjadikan penutupan kegiatan 7 hari wafatnya Alamarhummah Ibu Ani Yudhoyono, begitu terkesan, syahdu dan hikmat.

Sengaja artikel event ini saya buat agar publik tidak salah kaprah tentang adanya penyalaan 1000 lilin dalam kegiatan 7 hari wafatnya Alamarhummah Ibu Ani Yudhoyono, yang di selenggarakan di Pendopo Banjarnegara. Sebab di media twitter beredar pertanyaan-pertanyaan yang ,mengarah pada penghakiman bahwa adanya 1000 lilin dalam acara ini adalah bid'ah, tidak ada dalam kitab suci, tidak ada dalilnya, tidak ada dalam budaya bangsa, dan sama sekali tak beralasan!!!

Karenanya saya perlu jelaskan disini bahwa dalam acara tersebut, 1000 lilin ini hadir untuk mengiringi sesi teaterikalisasi puisi yang di persembahkan untuk almarhummah. Para jamaah yang hadir TIDAK pegang lilin dan menyalakan lilin pada saat yasinan dan tahlilan serta bersholawat.

Jadi jika ada yang bertanya 1000 lilin ini adat atau ajaran ? ini sesungguhnya 1000% orang yang tidak tau menau tentang RUH dalam acara tersebut. Lalu ada yg minta di jelaskan mana dalilnya 1000 lilin ? Dalil NDASMU pecah mbok..., orang gak tau apa-apa tentang acara ini, tapi tiba-tiba hadir dan petantang petenteng sok tau dan sok pintar. woiii.... bangun woi...., siapa loe.... ????

Knapa harus pake lilin ???? ya klo hrs pake oncor ntar ribet, kudu nggaweni oncor, blom lagi ntar pada mambu minyak tanah.

knapa gak pake api unggun skalian ??? ya ntar klo pake api unggun malah kebakaran pendopone....priwe si mbut....

knapa hrs pake lilin ? lilin kan identik dengan agama nasrani ? lilan lilin, lilan lilin baen sinig di bahas, mang ra ana liyane sing lewih penting kan urusan lilin apa ? lha nek lilin jere identik dengan agama nasrani, tu orang hindu klo ditempat ibadahnya juga banyak lilin juga...., trus kita yg agama moslem, pada saat listrik mati, cara yg paling praktis ya nyalain lilin u jadi penerang.

lha tapi kan lilin identik dengan agama nasrani ? iki bocah ngeyel men si...., keplak ndase sisan lah..., ya wis ngonoh nek rika ngotot nek lilin kie identik dengan agaman nasrani. nek listrike mati nang umahmu, siapna baen oncor apa api unggun sekalian. ben uripe rika ora isine mung bid'ah bid'eh baen...., sikatan ya nganggo siwak, aja nganggo odol, lunga mengendi-endi ya nganggo onta, aja nganggo pit montor, apa maning nanggo mobil apa pesawat. aja nganggo telp, merga telp kuwe sing nggawe wong barat, ntar rika uripe ora kaya nabi. ekekekekekeke.... modyar ora kowe..........bloggg blog.

apa maning jajal....
sapa maning sing pan protes....

urip kok pada di gawe susah
apa - apa salah
mang sing paling bener dewek rika apa ?
ohalahhhh ndesss.... ndes...

wis lah.... turu bane si nggenah....
ngapura ya lurr... mbokan ana sing salah
mumpung jehb lebaran, pada purpuran yak....
ahihihihi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar