Berita TERBARU

Sekali lagi Terimakasih Untuk Banjarnegara

Perjalanan jelang event The PREweweh Da y cukup memukau sepanjang sejarah saya membangun sebuah pergerakan di Banjarnegara. Sejak 2009 saya...

Jumat, 13 Mei 2022

Deklarasi Komunitas Janda Kreatif Banjarnegara Turut ramaikan event The PREweweh Day

Gagasan membentuk wadah bagi para Janda Kreatif di banjarnegara, sebenarnya sudah muncul cukup lama. Sekitar 4 tahun yang lalu gagasan ini lahir. Namun demikian ternyata tidak mudah untuk mengumpulkan para janda kreatif dalam satu wadah. Sebab ini adalah persoalan status bukan persoalan bisnis apalagi hobi.  Ada beban spikologis dan butuh mental yang berlapis hingga muncul rasa percaya diri bahwa janda hanyalah sebuah status. Hak dan kewajiban bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sama kedudukannya dengan yang lain.

Hingga narasi ini dibuat dalam wadah group whatsapp JAKET baru terkumpul sekitar 50 anggota dan calon pengurus. Keluar masuk silih berganti, begitu dan seterusnya. Sementara disisi lain jika kita melihat data statistik angka perceraian diBanjarnegara dari badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Tengah,  kemudian dipadukan dengan data statistik dari BPS Kab. Banjarnegara dan juga website resmi data statistik pengadilan agama kabupaten Banjarnegara, Kita bisa melihat data sebagai berikut : 

  1. Tahun 2017 : 2.768 pasnagan bercerai     
  2. Tahun 2018 : 2.317 pasangan bercerai      
  3. Tahun 2019 : 2.295 pasangan bercerai    
  4. Tahun 2020 : 2.592 pasangan bercerai    
  5. Tahun 2021 : 2.325 pasangan bercerai    

Total selama 5 tahun kebelakang terdapat sejumlah ; 12.297 pasangan bercerai. Sebuah angka yang menurut saya pribadi selaku penulis, ini merupakan angka yang fantastis.

Karenanya kami para aktifis Forum REMBUG Banjarnegara, mencoba membedah latar belakang masalah dan bagaimana ikut andil untuk urun rembug mencari solusi agar persoalan ini BUKAN hanya menjadi beban persoalan pengadilan agama dan atau KUA saja. Tetapi persoalan ini semestinya sudah menjadi persoalan nasional kabupaten Banjarnegara. Semua elemen masyarakat mesti bersatu padu membantu menekan angka perceraian tersebut.

Dari kesimpulan diskusi, faktor utama penyebab perceraian ini adalah 50% karena persoalan ekonomi. Selebihnya karena faktor pernikahan usia dini,  ketidakcocokan lagi, PIL, WIL dan lain – lain. Lagi lagi persoalan ekonomi menduduki rangking tertinggi atas suatu problematika dalam hal ini penyebab perceraian. Jadi kita bisa menarik benang hijau bahwa salah satu indikator keberhasilan pembangunan sektor ekonomi di Banjarnegara tentu dengan berkurangnya angka perceraian. Semakin mapan suatu pasangan hidup, semakin sedikit peluangnya untuk bercerai berai.

Problem berikutnya pasca perceraian yang mau tidak mau, kita mesti peduli terhadap persoalan perceraian di Banjarnegara adalah ; “ Kodrat sebagai Tulang Rusuk kemudian harus berganti menjadi Tulang Punggung “ apa yang akan terjadi ? bagaimana perih dan laranya kaum janda dalam menghadapi persoalan hidup. Ini yang harus kita peduli dan ikut turun tangan membenahi keadaan. Kembalikan ia kepada kodratnya. Tanpa mengurangi hak – hak lain sebagai bagian dari warga negara.  

Janda itu bukanlah sebuah pilihan, ketika status itu kemudian harus melekat. Bukan berarti ia lemah, ia tak kreatif, ia tak inovatif. Dan melalui wadah komunitas Janda Kreatif Banjarnegara ( JAKET ) kami ingin existensi kita, karya dan kreatifitas kita bisa memberikan warna tersendiri untuk kemajuan Banjarnegara kedepan. Kata ketua terpilih Rini Geboy. Seorang single parent selama 19 tahun, yang saat ini masih menyelesaikan S.2 dan mampu nyekolahkan anaknya dibangku kuliah. Meski ia sendiri berstatus sebagai THL disalah satu dinas di Kabupaten Banjarnegara.

Kami siap Deklarasi mas, untuk kegiatan The PREweweh Day yang akan dilaksanakan pada 22 Mei 2022, di Pendopo Kabupaten Banjarnegara. Insya Alloh ada ratusan Janda Kreatif yang siap hadir meramaikan kegiatan tersebut. Lanjut Mbak Rini Geboy selaku ketua JAKET penuh dengan semangat.

Dalam diskusi online group pengurus FRB, kang gatot, Mas Dimas, Kang Iwan, Mas Ken Radjasa, Mbakyu Aditya sepakat agar Gerakan kawan-kawan Komunitas Jaket ini menjadi sebuah gerakan moral kedepan. Sehingga keberadaan JAKET ini dikemudian hari, tidak dipandang sebelah mata oleh publik. Selain membutuhkan space untuk karya dan kreatifitasnya, Komunitas JAKET juga membutuhkan place sebagai pusat kegiatan dan informasi. Kang Warso selaku pengusaha kreatif bidang bambunisasi juga menambahkan, kepada para janda, silahkan belajar tentang kreatifitas bambunisasi, ditempat saya, mereka akan saya beri bekal kemampuan dalam bidang olahan bambu. Sehingga ia bisa mandiri dan juga berdikari. Imbuhnya dengan nada yang tegas dan penuh optimistis. 

Penulis
Wahono
Bupati Forum REMBUG Banjarnegara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar