Berita TERBARU

Sekali lagi Terimakasih Untuk Banjarnegara

Perjalanan jelang event The PREweweh Da y cukup memukau sepanjang sejarah saya membangun sebuah pergerakan di Banjarnegara. Sejak 2009 saya...

Sabtu, 30 April 2022

Benarkah bahwa Tidak semua niat baik itu menghasilkan sesuatu yang baik?

Menjadi Kesatria dihadapan umat manusia tidaklah sulit, yang sulit itu adalah menjadi Kesatrianya Tuhan. Sebab Tuhan maha tau apa yang tersembunyi dibalik hati kita. Sekalipun dunia tau tentang kebaikan kita, tetapi ternyata kita masih menyembunyikan rasa ujub dan berbangga diri atas kebaikan yang kita lakukan. Kemudian kita merasa menjadi lebih baik atas mereka semua. Maka niscaya kita belum bisa menjadi Kesatrianya Tuhan. Walau demikian, tetaplah dan teruslah berbuat baik. 

Sebab berbuat baik (ikhsan) itu adalah salah satu misi Tuhan, agar keselamatan alam semesta ini terjaga (islam rahmatan lil alamin). Apakah kita masih ingat bahwa, ketika anak manusia terlahir dimuka bumi ini, ada dua beban besar yang tersematkan dalam kedua pundaknya? 

Mbah Guno selalu bilang pada saya bahwa ; setiap anak adam yang terlahir dimuka bumi ini, telah terikat erat oleh dua hal yakni :

Pertama : Tanggungjawab di pundak sebelah kanan yang disebut dengan Ikhsan. Yakni menebarkan kebaikan dimuka bumi. 

Kedua : Tanggungjawab di pundak sebelah kiri yang disebut dengan khalifatullah fil ardhi. Yakni menjadi pemimpin dimuka bumi. 

Kedua hal tersebut tentu menjadi rentetan tanggungjawab besar setelah RUH bersyahadat dialam laughful mahfud, lalu kemudian ruh tersebut di tiupkan kedalam janin umat manusia. 

Lalu bagaimanakah caranya agar kita bisa beramal baik (ikhsan) dan diterima dengan sepenuh hati oleh Tuhan?

Sering kita mendengar sebuah kalimat seperti ini “Tidak semua niat baik itu akan menghasilkan sesuatu yang baik”. Tau kenapa? Sebab untuk bisa menjadikan hasil yang baik, niat baik saja sudah tidak cukup. 

Mbah Guno pernah bilang begini : Jika kamu telah memiliki niat yang baik akan suatu hal, maka langkah awal yang harus kamu lakukan adalah mensucikan niat. Mengapa ini menjadi penting ? 

Sebab kebaikan ini juga masih menjadi bagian dari nafsu. Yaitu nafsul mutmainah. Betapapun baiknya nafsu, nafsu tetaplah nafsu. Ia berada di tempatnya dan ia berada di makomnya. Karenanya, mensucikan niat ini menjadi penting bahkan penting sekali sebelum hal lain dilakukan. 

Mensucikan niat ini adalah sebuah landasan dasar agar apa yang kita perbuat ini semata-mata hanya untuk Tuhan. Tiada yang lain. Sehingga benih ujub apalagi riya sudah terbunuh sejak awal. Sampai disini apakah kamu mengerti ndok? Tanya mbah guno kepada saya dengan nada yang cukup serius. 

Alhamdulillah mbah, saya mulai mengerti. Jawabku dengan lugas juga. Kemudian mbah Guno melanjukan lagi pembicaraan berikutnya.
Jadi pertama adalah : niat baik.
Kedua : sucikan niat baik kamu.
Lalu yang ketiga adalah : berkatalah dengan kalimat yang baik. 

Ketahuilah ndok..., bahwa didunia ini ada bermilyar-milyar kata. Namun, terkadang untuk merangkai sebuah kalimat yang baik ( tidak perlu indah kek puisi ), kita ndak mampu. Bener ndak ndok....? ehehehe inggih mbah..., jawabku sambil tersenyum. 

Coba kamu pilih kata yang baik, kemudian kamu susun menjadi sebuah kalimat. Jika ketemu rangkaiannya, pasti akan terasa indah. Sebab hal baik dan indah itu ya semata-mata datang dari Tuhan. Jika kamu mulai bisa melakukan ini, maka kamu telah menjadi bagian dari ciri-ciri kesatrianya Tuhan. Raaaiit.....?!? ingat ! tidak semua orang bisa dan mampu belajar pada satu fase ini. Dan ketika kamu bisa, percayalah, kamu akan jadi orang yang luar biasa. Kamu akan menjadi beda dengan yang lain. Meski kamu baru menguasai satu ilmu ini. Tegas mbah Guno sambil nyruput secangkir kopi disampingnya. 

Rokok mana.... rokok mana no...? tanya mbah guno sambil clingak – clinguk nggoleti rokok nang sak karo nang meja. Kemudian saya bilang, ini mbah.... sambil nyodorin bungkus rokok 76 madu. Naah.... ini kamu baru benar no...., sekalipun kamu memilih rokok dengan angka yang salah, bar pitu kok nem! Tapi kalau ada madunya, kamu termasuk golongan yang mending. Sebab madu iki penting untuk kesehatan dan imun tubuh no...., candanya sambil tertawa. Nyong ya melo ngguyu baen... cen lucu mbah Guno sini iki.... ehehehe rokok be dhi bahas. 

Trus yang ke empat apa mbah ? tanyaku dengan nada penasaran.
Yang ke empat adalah : imbangi perkataan yang baik tadi dengan perbuatan yang baik.
Inilah yang dimaksud oleh Njeng Rosulullah Muhammad, SAW. Tentang arti penting Da’wah Bil Khalk. Yakni menjadi suri tauladan kebaikan. 

Fase ini adalah fase yang paling berat dalam kehidupan. Sebab jika kamu telah bisa menjadi contoh kebaikan dalam kehidupan, maka ucapanmu itu menjadi semakin sedikit. Dan setiap ucapan yang keluar adalah sebuah kalam. Sebab perilakumu saja sudah melebihi bermilyar-milyar kalimat baik. 

Hayoo.... berat kan untuk bisa menjadi kesatrianya Tuhan ?
So, niat baik saja gak cukup kan ?

Namun demikian tetaplah dan teruslah berniat baik, sekalipun kita belum bisa berkata dan berbuat baik. Sebab apapun bentuknya, innamal a’malu bin niat ini juga penting. Dan itulah selemah-lemah iman, cara nyong. 

Banjarnegara, 30 April 2022
Wahono 

5 komentar:

  1. Tanya bagaimana mensucikan niat baik itu ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu sudah ada di keterangan artikel ini.....
      Hayoo...
      Coba baca sekali lagi...
      Ntar li ketemu jawaban atas pertanyaan ini
      Raaiittt

      Hapus
    2. oh yes yes setelah baca 2 kali baru dapat pencerahan mbah makasih mbah guno jhaha

      Hapus
  2. oh yessssssssssssssssssss............

    BalasHapus