Berita TERBARU

Sekali lagi Terimakasih Untuk Banjarnegara

Perjalanan jelang event The PREweweh Da y cukup memukau sepanjang sejarah saya membangun sebuah pergerakan di Banjarnegara. Sejak 2009 saya...

Senin, 23 Oktober 2017

Surat Cinta ke3 untuk BCU

Empat bulan yang lalu kita di pertemukan dalam spirit yang sama yakni Kongres Komunitas Se-Banjarnegara. Tak terasa apa yang menjadi perjuangan kita satu demi satu telah menuai hasil diantaranya : 
  1. Seluruh komunitas yang ada di Banjarnegara, di bolehkan untuk mengadakan kegiatan di Balai Budaya dengan tanpa di pungut biaya ( untuk event sosial – kebersihan dan kerusakan sesuatu di tanggung oleh komunitas yang bersangkutan ) dan biaya administrasi yang relatif terjangkau khusus untuk event komersial. Jatah event komunitas dalam satu bulan, lima kali kegiatan max satu minggu, tentu dengan menyesuaikan jadwal yang sudah ada di catatan pengurus Balai Budaya.
  2. Diberi kesempatan untuk menempati ruangan di gedung Balai Budaya sebagai sekretariat BCU atau sebagai sekretariat bersama seluruh komunitas se-Banjarnegara. 
  3. Dipercaya untuk menggelar acara MIRUNGGAN yang dilaksanakan pada setiap setu legi di Pendopo Kabupaten.
  4. Dipercaya untuk menggelar kegiatan seperti : Jambore Komunitas, Partisipasi diacara Serayu Expo 2017, dll

Sekecil apapun prestasi yang sudah kita hasilkan, dan sebesar apapun prestasi yang hendak kita raih bersama. Kita berharap agar kita tidak menjadi besar kepala alias sombong. Semua informasi perjuangan menjadi HAK para komunitas untuk mengetahuinya. 

Ingat, kita akan kuat karena KEBERSAMAAN dan KEKOMPAKAN kita. Karennya tidak perlu kita perkeruh perbedaan yang ada. Mari kita buktikan bahwa kata-kata “ perbedaan adalah anugrah “ ini NYATA, BUKAN hanya omong kosong belaka. 


Tetaplah konsisten di jalur independensi komunitasnya masing-masing, sebab ini yang akan membuat kalian semua menjadi BESAR. Dan tetaplah jalin komunikasi yang produktif tanpa provokatif, sebab ini yang akan menjadikan kita KUAT. 

Beberapa minggu yang lalu hingga saat ini, sudah mulai banyak terdengar kekhawatiran ini dan itu oleh segelintir orang yang mengatas namakan komunitas, lalu mulai membuat isu diluar sana bahwa BCU sudah tidak relevan. BCU sudah banyak di tunggangi kepentingan. Lalu mereka bertanya apa untungnya bergabung dengan BCU...? 

Terhadap isu ini, saya sarankan agar kawan-kawan menanggapinya dengan santai dan cerdas. Bahwa semakin banyak komunitas yang berada di barisan kita, maka akan semakin banyak kepentingan. Kita tidak usah takut akan kepentingan apapun. Sebab tujuan kita sudah sangat jelas dan gamblang yakni turut serta berjuang untuk memajukan kota kita TERCINTA yakni Banjarnegara DENGAN cara kita. Bukan dengan cara mereka. 

Negatif Thinking, Su’udhon-nisme pun harus segera kita buang jauh-jauh. Kecurigaan ini dan itu kekhawatiran di tunggangi oleh ini dan itu, diantara kita hanya akan menjatuhkan diri kita sendiri. Tidak ada yang paling hebat di BCU. Kita semua sama, memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Saling menutupi apa yang menjadi kekurangan kita inilah yang akan menjadikan kita terlihat jauh lebih DAHSYAT. 

Kalian adalah para neo Boedi Oetomo yang telah berjanji untuk menancapkan bendera perjuangan di bumi Banjarnegara. Pantang bendera ini untuk di cabut kembali.  Apalagi sampai masing masing kita membuat gerakan sendiri, ( gerakan dalam pergerakan ) yang menganggap bahwa dirinyalah yang paling murni, paling bersih dengan mengatas namakan perjuangan. Saya pastikan gerakan itu akan mejadi sebuah gerakan yang konyol tanpa makna. Mengapa...??? Karena membangun sebuah pergerakan tidak seperti membangun sebuah organisasi. 

Pergerakan ini akan HIDUP manakala ia memiliki RUH perjuangan.
Pergerakan ini akan ABADI manakala ia memiliki visi yang kuat, sehingga mampu kita estafetkan pada generasi berikutnya, ketika visi tersebut belum tercapai.
Pergerakan ini akan semakin KUAT manakala masing-masing kita sudah menganggap bahwa kita adalah satu saudara, yang sudah faham betul apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan kita masing-masing. 

Ingat untuk menjadi pemimpin besar cukuplah kita belajar pada para pendiri bangsa dan bapak bangsa. Tetapi JATUHnya para pemimpin Besar lebih banyak disebabkan karena salah mendengarkan para pembisiknya. 

Bersatulah, bertabayunlah, bersilaturrahmilah 
Sebab ia yang akan menjadikan hidup kita semakin hidup

Banjarnegara, 20 September 2017 
Wahono Abadi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar