Berita TERBARU

Sekali lagi Terimakasih Untuk Banjarnegara

Perjalanan jelang event The PREweweh Da y cukup memukau sepanjang sejarah saya membangun sebuah pergerakan di Banjarnegara. Sejak 2009 saya...

Kamis, 20 Februari 2020

Membangun Gedung Kreatifitas Pemuda Banjarnegara

Forum Dialog Dan Diskusi ( FD3 ) Dulur KEREATIF mBanjarnegara, tentang Pentingnya Fasilitas, Sarana Dan Prasarana Yang Representatif Dan Mampu Mengakomodir Kreatifitas Pemuda Banjarnegara.

Hari ini, Jum’at, 11 Oktober 2019
Pukul : 19.00 Wib – Selesai
di Gedung Deskranasda Banjarnegara.


LATAR BELAKANG
Berawal dari diskusi di forum
Group Facebook Rumah Aspirasi Banjarnegara ( https://www.facebook.com/groups/dekabe/ ), yang mengkritisi tentang fasilitas dan sarana serta prasarana PKL ( Pedagang Kaki Lima ) dan Isu tentang Pemandu Lagu dalam dunia Karaoke. Akhirnya kegiatan FD3 ini dapat diselenggarakan, dengan IndagkopUKM sebagai fasilitator dan Komunitas DKB sebagai inisiator diskusi.
Dasar Pemikiran atas aspirasi sebagaimana tersebut diatas, sebenarnya sangat sederhana yakni :


A. TENTANG PKL ( PEDAGANG KAKI LIMA )
  1. Bahwa terdapat kesamaan persoalan PKL di Banjarnegara dan kota-kota lain di sekitar Banjarnegara, yang membedakan adalah seperti apa penanganan dan menejemen tata kelola kaum PKL, agar tidak menganggu fasilitas publik.
  2. Bahwa statistik pertumbuhan PKL di Banjarnegara, kian tahun kian terus meningkat. Sekalipun telah di berikan fasilitas, sarana dan prasarana yang sangat memadai. Lihatlah, mulai tumbuhnya kaum PKL di sekitar kota seperti di dekat RSUD ( sekalipun sudah di relokasi juga ), di area Stadion, di Sekitar sekolah-sekolah yang ramai peserta didiknya.
  3. Setelah diberikan fasilitas, seperti di Taman Kota ( Tamkot eks terminal lama ) dan juga Gedung Kuliner baru, dengan segala macam bentuk karakteristik kaum PKL, seberapa besar pengaruhnya terhadap PAD untuk Banjarnegara.
  4. Namun demikian, betapapun ngirinya kaum muda atas fasilitas yang super keren di Gedung Kuliner Banjarnegara, kami tetap memberikan acungan jempol untuk pemerintah sekarang. Sebab salah satu sektor ekonomi rakyat kecil di dunia per PKL-lan akhirnya dapat hidup untuk memenuhi keluarganya. ( Ini yang harus kita dukung penuh, agar kaum PKL yang sudah mendapatkan fasilitas tersebut, tidak hanya bertahan dari segi ekonomi, tetapi bisa berkembang menjadi sebuah usaha yang lebih maju. Mungkin secara perlahan, pemerintah melalui IndagkopUKM dapat merancang sebuah program upgrading knowlage akan hal ini, entah dengan cara seperti apa. Satu hal yang pasti, ini PENTING ! ).
B. TENTANG KEBERADAAN PARA PEMANDU LAGU
  1. Lalu tentang keberadaan PL alias Pemandu Lagu di Banjarnegara. Menurut hemat penulis, keberadaan kaum PL ini perlu ditangani secara mendalam, perlu kajian yang lebih manusiawi, untuk TIDAK mengatakan bahwa pemerintah tidak care atas masalah ini. Kajian – kajian ini penting agar keberadaan kaum PL ini tidak sampai meresahkan masyarakat. Dengan metode pendalaman dan statistik tumbuh kembangnya kaum PL di Banjarnegara dan seberapa parah pengaruhnya, sehingga masyarakat sebegitu resah atas keberadaannya. Mari kita duduk bersama dengan Dinas terkait dan elemen lain yang care atas persoalan ini. Saya yakin akan ditemukan sebuah solusi yang arif dan keren untuk Banjarnegara.
  2. Selama dua tahun, penulis berada dalam lingkungan dan kehidupan kaum ini. Ada banyak kajian yang melatar belakangi mereka, yang pada akhirnya mereka memilih profesi Pemandu Lagu, sebagai pilihan terakhir. Jadi Profesi PL ini bukan pilihan pertama dan utama, tapi pilihan terakhir atas ketidak berdayaan kaum ini. Lalu apa yang menyebabkan Kaum ini akhirnya terjebak pada hingar bingar dunia malam ? 70% ADALAH FAKTOR EKONOMI dan 30% lagi terbagi dua yakni 20% karena Broken Heart / Home, 10% lagi karena keturunan alias hoby.
  3. Atas tiga penyebab persoalan PL lisasi tersebut, tentu penanganan persoalannyapun jadi berbeda. Mengapa Faktor ekonomi ini menjadi begitu besar dominan? sebab cara yang paling instan dan SEDIKIT AMAN ( untuk tidak mengatakan pada pilihan menjadi TLEMBOK ) bagi mereka, agar dapat segera ” membalikan keadaan dari tak berduit menjadi berduit ” adalah dengan menjalani profesi sebagai Pemandu Lagu, yang menjanjikan seabreg kemewahan fana. Lantas apakah yang sudah menjadi PL, bisa jadi sukses semua ? mari kita diskusi lebih mendalam jika kita kepingin mengambil solusi bersama atas persoalan yang telah terlanjut kita beri stempel sebagai PENYAKIT MASYARAKAT.
C. TENTANG GEDUNG KREATIFITAS PEMUDA BANJARNEGARA
  1. Bahwa segala macam bentuk kreatifitas muda Banjarnegara, seyogyanya dapat memperoleh apresiasi yang layak dan juga dapat diwadahi sesuai dengan bentuk kreatifitasnya masing-masing.
  2. Bahwa kepada kaum mudalah kita bakal bersandar di kemudian hari, mempercayakan kepada meraka, untuk melanjutkan estafet kepemimpinan Banjarnegara dan Bangsa. Artinya hanya kepada golongan pemuda inilah, kita bakal mewariskan seluruh aset peradaban bangsa dan negara. Bukan kepada PKL apalagi PL. Lalu mengapa penanganan sarpras untuk kaum PKL begitu sexy di mata kita sedangkan keberadaan kami sebagai kaum muda masih dianggap sebelah mata ?
  3. Terdapat 160 lebih komunitas di Banjarnegara, terdapat 117ormas lebih yang tercatat di KESBANGPOLINMAS Kabupaten Banjarnegara. Dan jika sesuai dengan tata aturan undang-undang, maka ada 178 organisasi pemuda yang bernama KARANG TARUNA yang berada di setiap desa dan kelurahan, di seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara. Berarti ada sekitar 455 organisasi pemuda, organisasi kepemudaan dan organisasi masyarakat serta komunitas bahkan LSM, yang telah berada dan turut mewarnai dinamika sejarah peradaban Banjarnegara.
    • Apakah cukup KONI saja yang berhak untuk mendapatkan fasilitas dari pemerintah ?
    • Bolehkah kita memohon, agar kitapun bisa diberikan fasilitas yang sama sebagaimana kaum PKL dan KONI telah mendapatkan fasilitas itu ?
  4. Mengapa tema ini penting dimata kami sebagai bagian dari golongan kaum muda yang berada di Banjarnegara ?
    • Sebab jika Pemerintah berani mengakomodir persoalan ini dan bisa memberikan fasilitas sebagaimana yang diharapkan, maka dapat kami sampaikan bahwa Banjarnegara adalah satu-satunya kabupaten di Indonesia yang dengan berani dan gagah, memberikan fasilitas gedung kreatifitas pemuda sebagai wujud kepedulian tentang arti penting pemberdayaan kepemudaan ( Sumber Daya Manusia ). Dengan pola dan bentuk yang berbeda.
    • Gedung Kreatifitas pemuda ini akan menjadi salah satu KANTONG BUDAYA baru di Banjarnegara. Wadah silaturrahmi dan kreatifitas antar dan lintas pemuda, dengan segala macam bentuk dinamisme dan kreatifitas yang ada.
    • Gedung Kreatifitas pemuda ini harus menjadi embrio sekaligus inspirasi baru lahirnya kegiatan-kegiatan ekonomi kreatif masyarakat. Sehingga Daya ungkit geliat perekonomian kepemudaan bakal muncul dalam rangka mengantisipasi bentuk-bentuk kenakalan baru kaum muda di era millenial.
  5. Gedung Kreatifitas Pemuda Banjarnegara pada tahap awal mesti bisa menampung minimal 60 ruangan dalam model desain kios & sekretariat bagi komunitas, ormas dan OKP yang PRODUKTIF. ( Minimal mimiliki kegiatan satu bulan satu kali ).
    • Desain KIOS / Expo : Berfungsui untuk mendisplay produk kreatifitas komunitas, ormas dan OKP yang bersangkutan. \
    • Desain Sekretariat : Berfungsi untuk tertib tata kelola administrasi konumitas dan organisasi yang bersangkutan.
  6. 6) Gedung Kreatifitas Pemuda Banjarnegara, mesti di rancang untuk bisa memiliki sarana berupa :
    • Hall sebagai ajang pertemuan / rapat besar bagi para komunitas dan atau organisasi.
    • Hall sebagai area penonton / peserta untuk kegiatan berupa pertunjukan / konser / seni tradisi & kontemporer bahkan untuk kegiatan expo, seminar dan lain – lain.
    • Stage sebagai center of interest GKPB.
    • Ruang transit sekaligus berfungsi sebagai ruang menejemen GKPB.
    • Musholla
    • Toilet yang tersebar di beberapa titik
    • Parkir kendaraan baik motor maupun mobil.
    • Cover Baliho dan Spanduk sebagai papan informasi kegiatan GKPB.
Demikianlah konsep sederhana tentang GKPB. Semoga dapat memberikan gambaran awal mengenai bentuk Gedung Kreatifitas Pemuda Banjarnegara, sebagaimana yang di harapkan.
Jadi GKPB itu berbeda dengan :
  • Gedung Pemuda yang di daerah pasar wage, yang hanya di pake untuk kegiatan olah raga bagi segolongan / kelompok tertentu saja.
  • Gedung Balai Budaya yang berada di selomanik, hanya layak untuk acara nikahan dan wayangan saja. ( Sayang banget jane )
  • Gedung Deskranasda yang berada di depan gedung kuliner, yang mulai mangkrak lagi dan tidak produktif, dll.
Penulis : Whonesia
Lampiran :
Denah Gedung Kreatifitas Pemuda Banjarnegara
The Banjarnegara Youth  Creative Center

Tidak ada komentar:

Posting Komentar